Mengikuti
hawa nafsu setan
Boleh
jadi ia sudah mengetahui bahaya dan ancaman dari Allah, tetapi ia tidak kuasa
untuk tidak mengikuti hawa nafsu setan.
Tidak
memahami bahayanya mengumbar pandangan
Mungkin orang tersebut tau apa bahayanya, tapi mata hatinya
tertutup untuk benar-benar memahami hal tersebut.
Mengandalkan
ampunan Allah & melupakan siksanya
Memang betul dengan berwudhu dan berzikir bisa hilang dosa-dosa
kecil. Akan tetapi, siapa yang bisa menjamin setelah bermaksiat usia kita masih
sampai untuk bisa berwudhu atau berdzikir?!
Banyak
membaca dan menyaksikan tontonan yang diharamkan oleh Allah
Dengan seringnya melakukan maksiat serupa, maka akan menjadi
terbiasa dan rasa bersalah berangsur hilang. Sama seperti hati yang jika kita
melakukan maksiat, maka akan timbul noda padanya. Semakin sering bermaksiat,
hati menjadi semakin kotor, gelap, hingga kehilangan kemampuannya untuk
melihat.
Tidak
segera menikah
Menikah adalah salah satu cara untuk menjaga pandangan. Walaupun
bukan berarti yang sudah menikah sudah tidak mungkin lagi tergoda untuk
mengumbar pandangan. Hanya saja kemungkinan melakukan maksiat ini akan dapat
diminimalisasi.
Banyak
bergaul dengan lawan jenis
Dengan banyak bergaul dengan lawan jenis, menjaga pandangan akan
lebih sulit dilakukan karena sehari-hari berinteraksi dengan mereka.
Adanya
kenikmatan (sesaat)
Maksiat acapkali menimbulkan sensasi nikmat saat
melaksanakannya. Namun, kenikmatan tersebut hanya berlangsung sebentar, yaitu
saat bermaksiat. Nah, perlu diwaspadai, setelah melakukannya akan ada azab
Allah yang mengintai, yang bisa diberikan di dunia ataupun di akhirat
kelak.
Banyaknya
wanita yang membuka aurat di tempat umum
Nah…nah…ternyata kita (kaum wanita) juga berperan dalam
penjerumusan laki-laki untuk mengumbar pandangannya. Apalagi di zaman sekarang,
hampir di semua tempat umum (di luar tempat yang diperbolehkan bagi wanita
untuk membuka aurat) ada wanita yang seperti itu.
Sebab
Terjaganya Pandangan
Memiliki
ketakwaan kepada Allah
Kalau orang itu memiliki ketakwaan kepada Allah, insyaAllah dia
akan bisa menjaga pandangannya.
Berusaha
menghilangkan sebab-sebab mengumbar pandangan
Salah satunya, untuk para muslimah, bisa dengan cara menutup
aurat. Jadi, muslimah, yuk kita tutup aurat. :’)
Mensyukuri
nikmat Allah, terutama yang berupa indera penglihatan
Bukankah Allah telah berjanji bahwa jika kita bersyukur, maka
akan ditambah nikmatnya, tapi kalau kita kufur, sesungguhnya azab Allah
sangatlah pedih. Manusia ini sesungguhnya bisa menikmati dunia karena adanya
kemampuan untuk melihat.
Bahkan dalam sebuah
hadits, dari Jabir, Rasulullah bersabda: “Tadi Jibril baru saja keluar dari
tempatku. Ia berkata, “… Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba yang telah
menyembah kepada Allah selama 500 tahun. … ia akan dibangkitkan pada hari
kiamat, kemudian didudukkan dihadapan Allah swt, dan Allah swt berfirman,
‘Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga atas berkat rahmat-Ku.’ Si Abid
berkata,’Tapi ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal
perbuatanku.’ Allah berfirman, ‘Masukkanlah hamba-Ku ke surga atas berkat
rahmat-Ku.’ Si Abid berkeras, ‘Ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat
amal perbuatanku.’ Allah swt lalu menjelaskan, ‘Timbanglah pada hamba-Ku ini
antara nikmat yang telah Ku berikan dengan amal perbuatannya.’ Maka didapati bahwa nikmat penglihatan telah meliputi ibadah selama 500 tahun
itu, belum lagi nikmat-nikmat badan yang lainnya …” (HR. Al Hakim,
shahih)
Berpuasa
Berpuasa sebenarnya sudah termasuk dalam kategori takwa yang
telah disebutkan di atas. Akan tetapi, puasa di sini adalah sebagai amalan
khususnya.
Dari Abdullah ra,
Rasulullah bersabda: “Siapa yang telah mampu ba’ah, hendaklah
menikah, sungguh menikah itu lebih dapat menjaga pandangan dan kemaluan, siapa
yang tidak mampu maka hendaknya berpuasa sungguh pada puasa itu dapat memutus
syahwat.” (HR. Bukhari)
Mengingat
keburukan lawan jenisnya
Berkata Ibnu Mas’ud: apabila seorang wanita/laki-laki melihat
lawan jenisnya lalu ia kagum, maka ingatlah keburukannya/ekspresi/sisi
terburuknya agar tidak menimbulkan syahwat.
Menikah
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah bersabda: “Sungguh wanita
itu menghadap dalam gambaran setan (maksudnya menyebabkan syahwat) dan
membelakangi dalam gambaran setan. Jika salah seorang di antara kalian
melihat wanita, maka hendaklah dia mendatangi istrinya, sungguh yang demikian
itu menolak apa yang ada pada dirinya.” (HR. Muslim)
Berdoa
agar dijauhkan dari fitnah pandangan
Syakal bin Humaid meminta doa kepada Rasulullah, lalu beliau
bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّي
“Ya
Allah, sungguh aku memohon perlindungan dari-Mu dari kejahatan pendengaranku,
dari kejahatan pandanganku, dari kejahatan lisanku, dari kejahatan hatiku, dan
dari kejahatan maniku.” (HR. Abu Daud, hadits ini hasan)
Doa di atas adalah doa untuk mencegah. Nah, kalau doa untuk
menanggulangi, bisa menggunakan doa ini:
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu
Wana’udzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa…
(Segala
puji bagi Allah yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon pertolongan, dan
mohon ampunan. Kami berlindung kepada-Nya dari kekejian diri dan kejahatan
amalan kami…)
Bergaul
dengan orang shalih
Akhlak seseorang itu dapat dilihat dari akhlak
teman-temannya. Jadi, kalau kita bergaul dengan orang-orang shalih,
insyaAllah kita akan ketularan shalihnya. Orang yang baik pasti berteman dengan
orang baik. Karena kecenderungan manusia adalah berkelompok dengan orang-orang
yang memiliki kecenderungan yang sama.
Khawatir
su’ul khatimah dan penyesalan di alam kubur
Seperti yang telah disampaikan di atas. Bisa jadi, ketika sedang
bermaksiat, justru Allah memerintahkan malaikat untuk mencabut nyawa orang
tersebut. Na’udzubillah…tsumma na’udzubillah…
***
Allahua’lam